Haruskah Ibu Mengandung Percaya Mitos Seputar Kehamilan?

Haruskah Ibu Mengandung Percaya Mitos Seputar Kehamilan? - Beberapa mitos ternyata masih menghantui sejumlah pasangan suami istri (pasutri) yang tengah menantikan kehadiran seorang buah hati. Mitos-mitos seputar kehamilan yang dipengaruhi kultur budaya kerap menempatkan si ibu dalam situasi yang serba salah. Bahkan bagi pasangan yang berlatar belakang pendidikan tinggi sekalipun. Bahkan tidak sedikit pasangan yang merasa stress karena melanggar mitos-mitos tersebut. Bagaimana dengan teman-teman Female, apakah ada yang pernah merasakan hal demikian?

Haruskah Ibu Mengandung Percaya Mitos Seputar Kehamilan?

Menurut dr. Dini Adityarini, SpA mengatakan, harapan ingin memiliki keturunan yang sempurna sering membuat seorang ibu menjadi bersikap tidak rasional dalam menghadapi masa kehamilan. Secara umum, mitos-mitos kehamilan bisa dibagi menjadi dua kelompok besar. Yaitu mitos yang menyangkut kehamilan dan persalinan, serta mitos yang menyangkut masa nifas. Lalu apa saja mitos-mitos kehamilan itu?

Mitos-Mitos Kehamilan

Kedua mitos ini masing-masing dapat dibagi menjadi mitos yang menyangkut kebiasaan-kebiasaan atau tanda-tanda tertentu dan mitos yang berhubungan dengan makanan. Lebih jauh dr. Dini menjabarkan beberapa mitos yang menyangkut soal makanan selama hamil antara lain larangan minum es yang dapat menyebabkan janin besar, minum air kelapa hijau agar kulit janin bersih, minum minyak agar persalinan menjadi berjalan lancar, larangan makan nanas dan nangka agar tidak terjadi keguguran, larangan makan daging kambing yang bersifat panas. Selain itu ada juga mitos yang menyebut bahwa banyak minum menyebabkan ketuban banyak dan lain sebagainya.

Sementara mitos yang menyangkut kebiasaan-kebiasaan atau tanda-tanda tertentu antara lain adalah larangan memasang paku di tembok, larangan mencuci beras di malam hari, larangan membunuh binatang yang memang kita boleh membunuhnya seperti kecoa, kalajengking dan lain-lain. Selain itu, ada juga larangan melilitkan handuk di leher karena khawatir lilitan tali pusat dan sebagainya.

Kalau mitos yang menyangkut masa nifas antara lain adalah larangan ibu untuk tidur siang, larangan untuk menekuk kaki, larangan keramas, larangan bepergian selama 40 hari, pantang makan makanan tertentu terutama telur, ayam, daging supaya luka cepat kering. Selain itu, ada anjuran meminum jamu tertentu agar nifas lancar dan luka cepat kering, anjuran penggunaan stagen yang ketat agar tubuh cepat kembali menjadi langsing dan lain-lain.

Dokter spesialis anak di RSIA Kendang Sari Surabaya itu menuturkan bahwa secara umum, semua mitos-mitos di atas adalah tidak benar. Tidak bisa kita bayangkan kalau seandainya minum es bisa menyebabkan janin menjadi besar. Maka semua bayi yang dilahirkan di daerah yang diliputi udara/suhu dingin akan besar semua. Padahal, pada kenyataannya tidak sebegitunya.

Jadi, itu semua tergantung dan kembali pada teman-teman Female sendiri. Ingin percaya yang mana tidak ada larangan. Tapi, tetap berpikir positif biar bayi yang dikandung sehat tentunya dibarengi dengan makan makanan yang sehat pula.

Demikianlah uraian mengenai haruskah bagi seorang ibu mengandung percaya mitos seputar kehamilan. Semoga dapat menambah wawasan dan dapat bermanfaat.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Haruskah Ibu Mengandung Percaya Mitos Seputar Kehamilan?"

Post a Comment